Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban Umum Satpol PP Majalengka Akbar S. Harto mengatakan razia pedagang kaki lima di antaranya dilakukan Jln. Ahmad Yani seputar alun-alun, Jln. KH. Abdul Halim, Pasar Mambo, di jalan depan pasar Cigasong dan di sekitar lingkungan pendidikan seperti sekolah-sekolah mulai tingkatan SD hingga SMA yang ada di Kota Majalengka.
Untuk para pedagang yang biasa berjualan di jalan raya depan sekolah, diminta untuk masuk ke areal sekolah sehingga tidak menganggu arus lalu lintas. Sedangkan untuk pedagang yang biasa berjualan di alun-alun dan Abdul Halim sebagian ditempatkan di sebelah barat Jln. Ahmad Yani, serta sejumlah titik lainnya.
"Penertiban ini kami lakukan setelah kami menempuh upaya persuasif kepada para PKL dengan memberikan peringatan atau himbauan agar tidak berjualan di bahu jalan atau trotoar. Bahkan kami sudah memberikan solusi dengan menunjukan tempatnya juga terkait penilaian Adipura," ungkap Akbar.
Tak hanya saat menghadapi Adipura penertiban ini juga sekagus sebagai penegakan Peraturan Daerah Nomor 21 tahun 1994 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban.
Para pedagang yang beluim sempat memindahkan barang dagangannya terpaksa dipindah oleh anggota Sat Pol PP di tempat yang asal lowong dan sedikit tersembunyi.
Sementara itu di alun-alun kota yang biasanya dipadati pedagang kaki lima sejak pagi pukul 9.00, hingga malam hari, pada Senin pagi hingga sore tampak lengang tidak ada seorang pun pedagang yang berani berjualan. Sebagian pedagang memilih berjualan di depan gedung PUI dan madrasah yang ada di seberang kantor PUI.
Demikian juga dengan sepeda motor yang biasanya memadati areal parkir di alun-alun dan pemiliknya berada di gazebo untuk melepas lelah sambil internetan di Gazebo, hari ini benar-benar lengang, yang tampak hanya ada dua buah sepeda motor di parkir depan Gazebo.
Menurut keterangan sejumlah pedagang, para pedagang yang biasa berjualan di alun-alun sejak pagi hingga malam sebagian pindah tempat sementara di tempat lain, sebagian lagi memilih libur dagang karena tidak memiliki pangkalan lain.
“Sebelumnya kami sudah mendapat informasi bakal ada rajia, sehingga ada pedagang yang memilih libur, bagi yang kadung belanja berjualan di keliling dan menggeser tempat ke barat. Karena ternyata di sebelah barat alun-alun tidak terkena rajia,” ungkap Toni pedagang seblak basah. (http://www.pikiran-rakyat.com/)
Komentar
Posting Komentar