Setelah
pertemuan di Gedung Putih dengan kabinetnya, para pemimpin HAM dan
penegak hukum, Senin (1/12), Presiden Obama mengumumkan proposal
anggaran belanja lebih dari $260 juta bagi petugas kepolisian di
seantero AS.
Presiden Obama dalam pertemuan dengan kabinetnya, para pemimpin HAM dan penegak hukum di Gedung Putih, Senin (1/12).
Presiden AS Barack
Obama telah mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan kepercayaan
antara polisi dan masyarakat yang mereka layani.
Obama mengungkapkan rencananya Senin malam (1/12) setelah pertemuan dengan para pemimpin hak-hak sipil, aparat penegak hukum, akademisi, dan lain-lain.
Protes masih berlangsung di beberapa kota di Amerika menyusul keputusan dewan juri minggu lalu untuk tidak mendakwa seorang polisi kulit putih yang menembak mati seorang remaja kulit hitam tidak bersenjata di Ferguson, Missouri, seperti yang dilaporkan oleh wartawan VOA, Zlatica Hoke.
Presiden Obama mengatakan ia terpukul mendengar cerita-cerita diskriminasi dari orang-orang muda yang berpartisipasi dalam diskusi Senin malam. "Ketika saya mendengar orang-orang muda di sekeliling meja ini berbicara tentang pengalaman mereka, cerita itu menyalahi keyakinan saya tentang Amerika yang seharusnya," kata Presiden Obama.
Obama mengatakan dalam sebuah negara yang menghargai kesetaraan di bawah hukum, tidak bisa diterima bahwa begitu banyak orang yang tidak berkulit putih merasa diperlakukan tidak adil.
"Ketika sebagian keluarga Amerika tidak merasa diperlakukan secara adil, itu masalah bagi kita semua. Ini bukan hanya masalah bagi sebagian orang, ini bukan hanya masalah bagi komunitas tertentu, atau demografi tertentu. Artinya kita sebagai negara tidak sekuat yang seharusnya," tegas Presiden Obama.
Presiden Obama juga mengakui kesulitan yang dihadapi oleh aparat penegak hukum saat bertugas. Namun dia mengatakan perbedaan antara polisi dan komunitas non-putih dapat dijembatani.
"Bahkan saya yakin jika kita bekerja keras, kita dapat memastikan polisi dan masyarakat yang mereka layani adalah mitra dalam memerangi kejahatan - mitra dalam memastikan semua orang merasa aman, sehingga kita dapat membangun keyakinan dan kita bisa membangun kepercayaan. Tapi itu tidak akan terjadi dalam sekejap," lanjutnya.
Ditambahkan Presiden Obama, dalam rangka memajukan tujuan itu, penegak hukum akan membuat daftar praktik terbaik yang harus dilembagakan di tingkat federal, negara bagian dan lokal di seluruh Amerika.
Salah satu isu utama adalah senjata militer yang digunakan oleh polisi anti huru hara selama berlangsung protes di Ferguson.
Presiden Obama mengatakan ia akan mengusulkan beberapa inisiatif untuk reformasi kepolisian, peralatan dan pelatihan. Permintaan anggaran $ 263 juta akan mencakup pembelian 50.000 kamera kecil yang dilekatkan di kerah baju polisi.
Aktivis hak hak-hak sipil Al Sharpton mengatakan pertemuan itu penting, tetapi tindakan tidak boleh berhenti di situ.
Presiden Obama mengatakan ia sangat berkepentingan dalam menindaklanjuti masalah ini karena pengalaman sebagian anak muda Amerika itu melanggar keyakinannya tentang Amerika yang seharusnya.
Presiden Obama juga mengumumkan dia akan membentuk satuan tugas guna mempelajari bagaimana memperbaiki tugas patroli. Dia menekankan, warga kulit berwarna merasa diperlakukan secara tidak adil oleh polisi, menciptakan apa yang disebutnya "rasa curiga yang dalam" di berbagai komunitas, dan ini melemahkan bangsa. Dicanangkan pula rancangan untuk mengakhiri penilaian berdasarkan ras dan cara patroli yang efektif. (http://www.voaindonesia.com/)
Obama mengungkapkan rencananya Senin malam (1/12) setelah pertemuan dengan para pemimpin hak-hak sipil, aparat penegak hukum, akademisi, dan lain-lain.
Protes masih berlangsung di beberapa kota di Amerika menyusul keputusan dewan juri minggu lalu untuk tidak mendakwa seorang polisi kulit putih yang menembak mati seorang remaja kulit hitam tidak bersenjata di Ferguson, Missouri, seperti yang dilaporkan oleh wartawan VOA, Zlatica Hoke.
Presiden Obama mengatakan ia terpukul mendengar cerita-cerita diskriminasi dari orang-orang muda yang berpartisipasi dalam diskusi Senin malam. "Ketika saya mendengar orang-orang muda di sekeliling meja ini berbicara tentang pengalaman mereka, cerita itu menyalahi keyakinan saya tentang Amerika yang seharusnya," kata Presiden Obama.
Obama mengatakan dalam sebuah negara yang menghargai kesetaraan di bawah hukum, tidak bisa diterima bahwa begitu banyak orang yang tidak berkulit putih merasa diperlakukan tidak adil.
"Ketika sebagian keluarga Amerika tidak merasa diperlakukan secara adil, itu masalah bagi kita semua. Ini bukan hanya masalah bagi sebagian orang, ini bukan hanya masalah bagi komunitas tertentu, atau demografi tertentu. Artinya kita sebagai negara tidak sekuat yang seharusnya," tegas Presiden Obama.
Presiden Obama juga mengakui kesulitan yang dihadapi oleh aparat penegak hukum saat bertugas. Namun dia mengatakan perbedaan antara polisi dan komunitas non-putih dapat dijembatani.
"Bahkan saya yakin jika kita bekerja keras, kita dapat memastikan polisi dan masyarakat yang mereka layani adalah mitra dalam memerangi kejahatan - mitra dalam memastikan semua orang merasa aman, sehingga kita dapat membangun keyakinan dan kita bisa membangun kepercayaan. Tapi itu tidak akan terjadi dalam sekejap," lanjutnya.
Ditambahkan Presiden Obama, dalam rangka memajukan tujuan itu, penegak hukum akan membuat daftar praktik terbaik yang harus dilembagakan di tingkat federal, negara bagian dan lokal di seluruh Amerika.
Salah satu isu utama adalah senjata militer yang digunakan oleh polisi anti huru hara selama berlangsung protes di Ferguson.
Presiden Obama mengatakan ia akan mengusulkan beberapa inisiatif untuk reformasi kepolisian, peralatan dan pelatihan. Permintaan anggaran $ 263 juta akan mencakup pembelian 50.000 kamera kecil yang dilekatkan di kerah baju polisi.
Aktivis hak hak-hak sipil Al Sharpton mengatakan pertemuan itu penting, tetapi tindakan tidak boleh berhenti di situ.
Presiden Obama mengatakan ia sangat berkepentingan dalam menindaklanjuti masalah ini karena pengalaman sebagian anak muda Amerika itu melanggar keyakinannya tentang Amerika yang seharusnya.
Presiden Obama juga mengumumkan dia akan membentuk satuan tugas guna mempelajari bagaimana memperbaiki tugas patroli. Dia menekankan, warga kulit berwarna merasa diperlakukan secara tidak adil oleh polisi, menciptakan apa yang disebutnya "rasa curiga yang dalam" di berbagai komunitas, dan ini melemahkan bangsa. Dicanangkan pula rancangan untuk mengakhiri penilaian berdasarkan ras dan cara patroli yang efektif. (http://www.voaindonesia.com/)
Komentar
Posting Komentar