(Foto: ist)Kabid
Humas Polda Jatim, Kombes Pol Awi Setiyono, menjelaskan saat ini Propam
Polda Jatim telah memeriksa 22 anggota Sabhara Polres Mojokerto
Buntut pengeroyokan terhadap anggota Kie Jaguar Yonif-5 Marinir Pratu (Mar) Didit Tri Maulana di sekitar Pekan Raya Expo Jl Raya Canggu Jetis Mojokerto, saat ini Propam Polda Jatim telah memeriksa 22 anggota Sat Sabhara Polres Mojokerto.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi
Setiyono mengatakan, saat ini Bidang Profesi dan pengamanan (Bid Propam)
Polda Jatim telah melakukan pemeriksaan terhadap 22 anggota Polres
Mojokerto yang melakukan pengamanan ditempat tersebut.Buntut pengeroyokan terhadap anggota Kie Jaguar Yonif-5 Marinir Pratu (Mar) Didit Tri Maulana di sekitar Pekan Raya Expo Jl Raya Canggu Jetis Mojokerto, saat ini Propam Polda Jatim telah memeriksa 22 anggota Sat Sabhara Polres Mojokerto.
“Saat ini Propam Polda Jatim sudah melakukan pemeriksaan terhadap 22 anggota yang melakukan pengamanan. Namun saat ini ada enam anggota yang statusnya sebagai terperiksa pelanggaran disiplin,” terang Awi singkat tanpa memberikan identitas keenam anggota tersebut, Senin (1/12/2014).
Seperti diberitakan Lensa Indonesia, Pratu Didit Tri Maulana anggota Kie Jaguar Yonif-5 Marinir, Ujung, Perak, Surabaya, dikabarkan jadi korban pengeroyokan anggota Sabhara Polrestata Mojokerto, Jumat (28/11/2014) sekitar pukul 23.00 WIB.
Informasi yang dihimpun Lensa Indonesia, peristiwa bermula ketika Pratu Didit keluar rumahnya dengan mengendarai motor Yamaha Xeon biru S 2217 RS untuk menonton Pekan Raya Expo yang digelar di Jl Raya Canggu, Jetis, Mojokerto. Setibanya di lokasi, anggota marinir ini memarkir motornya di depan KUD Canggu dan asyik mengobrol bersama temannya.
Setelah Pekan Raya Expo ditutup, mendadak tak jauh dari lokasinya, ada perkelahian antara warga. Naluri Pratu Didit sebagai aparat negara langsung menggerakkannya untuk melerai. “Tapi sesaat kemudian berdatangan sekitar 10 anggota Sabhara Polresta Mojokerto yang bertugas menjaga keamanan Pekan Raya Expo, ke lokasi perkelahian. Disinilah salah paham terjadi sehingga terjadi pengeroyokan,” ujar sumber Lensa Indonesia.
Mungkin anggota Sabhara Polresta Mojokerto itu menduga Pratu Didit adalah warga biasa yang membuat kekacauan sehingga dia kemudian melakukan pengeroyokan. Saat itulah datang Kanit Intel Polresta Mojokerto AKP Heri Susilo untuk meredakan perkelahian.
Pratu Didit langsung dibawa ke Balai Desa Canggu untuk diminta penjelasan seputar kronologis kasus pengeroyokan ini. Kabarnya sepanjang perjalanan menuju Balai Desa Canggu, anggota marinir masih ditendang dan dipukul. Tentu saja Pratu Didit tak terima dan baru menyebutkan jati dirinya sebagai anggota marinir di balai desa tersebut. Setelah itu, dia langsung pamitan pulang ke rumah orang tuanya di Desa Pelabuhan, Jetis, Mojokerto.
Mengetahui kasus pengeroyokan ini bisa semakin runyam, AKP Heri Susilo langsung menghubungi Denintel Marinir Pelda Syaiful. Sabtu (29/11/2014) sekitar pukul 02.00 WIB, keduanya mendatangi Pratu Didit dan meminta permohonan maaf atas peristiwa pengeroyokan yang terjadi. Namun hal itu tak diterima korban sehingga proses mediasi gagal.
Keesokan harinya proses mediasi berhasil setelah ada kesepakatan damai antara Kapolresta Mojokerto AKBP Wiji Suwartini dengan Danton Kompi Jaguar Lettu Marinir Dani. Kedua pihak sepakat kasus ini tetap diproses secara hukum sesuai aturan yang berlaku. (http://www.lensaindonesia.com)
Komentar
Posting Komentar