Anjing Pelacak Tak Tergantikan Oleh Teknologi

Kisah Aiptu Heri Susanto di Subdit Polisi Satwa 
 
Gambar Anjing Pelacak Tak Tergantikan Oleh Teknologi
LATIHAN : Tampak pawang saat melakukan pelatihan kepada anjing pelacak narkoba, kemarin pagi.
Saat ini, Polda Kalteng memiliki 10 ekor Anjing pelacak. Kesempatan langka ini, dimanfaatkan sebaik mungkin oleh penulis untuk mengenal lebih dekat.

-----------------------------------------------
PADA sisi kanan pintu belakang itu, terdapat empat ekor anjing. Jenisnya, Labrador dan Malinois sedangkan Disisi kiri ada 6 ekor Anjing jenis Rottweiler dan Herder. Totalnya, sebanyak 9 ekor jantan, 1 ekor betina. Semua berpawakan ganas, dan agresif.
Saya pun dikenalkan dengan Rocky, anjing pelacak narkoba berjenis Malinois yang diimpor dari belanda berusia sekitar 1,5  tahun dengan bulunya berwarna agak kecoklatan. Menurut pak Heri, usia matang untuk bisa membantu tugas polisi. Namun, sekitar  5,5 tahun lagi Rocky memasuki masa disposal (pensiun).
Tampak sorot matanya tajam, agresif, dan terus menyalak. Butuh waktu 3 bulan melatihnya mengenalkan bau dari narkotika, dan obat-obatan. Pak Heri, saat itu juga membawa koper berisikan perlengkapan untuk pelatihan. Ada benda sejenis sintetis yang diperuntukkan untuk melatih daya penciuman.
“Ini ada empat macam. Masing–masing, dapat mengeluarkan aroma metamfetamin atau sabu, kokain, ektasi, dan heroin,” kata pria berusia 42 tahun tersebut.
Kalau kelebihannya si Rocky, sudah pasti bisa mendeteksi narkoba.  Tapi, penulis pun penasaran untuk melihat aksinya. "Boleh dipraktekkan? tanya wartawan Kalteng Pos.  Pak Heri tak langsung menjawab, dirinya langsung membuka gembok yang ada dipintu teralis besi dibantu dengan pawang lainnya mengeluarkan anjing itu.
Aiptu Heri pun mencoba memberikan simulasi . Anjing itu dikenalkan aroma narkoba yang dikeluarkan dari benda sintetis tadi. Benda tersebut disembunyikan dibalik tumpukan kayu sekitar 10 meter, dan dengan nada tinggi memerintah Anjing tersebut yang langsung berlari mengendus. Benar, Anjing itu bisa menemukannya. Usai itu,  Heri memberikan pujian dengan mengusap kepalanya.
Setiap Anjing memiliki karakter yang berbeda, sehingga dalam memberi pujian berbeda pula.  Pujian bisa diwujudkan dengan memberi makanan, mainan, makanan dan tepukan serta nada rendah. "Karena anjing tak bisa membedakan bahasa. Tapi, kalau tinggi rendahnya suara bisa. Nada tinggi berarti perintah. Kalau nada rendah ya pujian," terang Heri.
Menurutnya, Anjing memiliki hampir 220 juta sel. Manusia memiliki sekitar 5 juta sel. Daya penciuman 200 kali lipat dari manusia. Jejak pelaku atau benda yang ditinggalkan pelaku kejahatan bisa diketahui. Dia juga termasuk hewan yang jujur dan setia pada tuan nya.
Dengan cara mendeteksi partikel-partikel  aroma  bau, batas efektif hanya sampai enam hingga tujuh jam. Tergantung cuaca, jauh dekat jarak tidak ditentukan. Bisa puluhan kilometer. "Sangat membantu untuk membantu tugas kepolisian. Anjing tak dapat tergantikan oleh teknologi,"sebutnya sambil mengembalikan Anjing kembali masuk kandang.
Saat ditanya tentang makanan, asupan gizi dan minuman yang diberikan kepada  anjing pelacak tersebut. Ternyata, pola makan hampir  sama dengan manusia. anjing pintar tersebut makan dua sampai tiga  kali dalam sehari. Dog food dan air putih menjadi makanan rutin. Bahkan, satu bulan bisa menghabiskan 15 karung (1 karung=15 kg) untuk 10 ekor Anjing.
Selain itu, juga minuman untuk menjaga kondisi fisiknya. Puding food, yang terdiri susu dan telur. “Dalam menjaga kesehatan, fisik  dan keahlian tetap terjaga, pola latihan seminggu dua kali. Suntik rabies 1 tahun sekali. Kondisi anjing sebelum dipilih, harus sudah diketahui kesehatannya, fisik dan tingkah lakunya. Semuanya diseleksi  saat masih berusia 1 tahun,” jelasnya.
Tugas Aiptu Heri menjadi pawang anjing pelacak di polisi satwa Direktorat Sabhara Polda Kalteng  tidak sendirian. Masih ada Plh Kanit  polisi satwa Kompol  Made Ray, Bripka I Nyoman, Brigadir Teguh, Brigadir Wiranata, Brigadir Yendri, Briptu Anas, Bribda Erikson, Bribda Sigit, Bribda Kalana, Bribda Aluisius,Bribda Yulio, Bribda Selin.
Mereka melaksanakan tugas menjaga dan melatih sepuluh anjing pelacak. Diantaranya; dua ekor anjing deteksi peledak, 2 ekor deteksi narkoba dan 6 ekor pelajak umum. Dirinya,  pun berpesan kepada untuk pecinta anjing, agar selalu untuk menjaga dan merawat  dengan baik. “Jangan  lupa diberi vaksin rabies,” tutupnya dibarengi dengan sruputan kopi hitam dalam cangkir putih. (http://kaltengpos.web.id/)

Komentar

Selamat pagi...