Nyambi jadi Tukang Tambal Ban, Bripda Eka Ingin Hajikan Orang-tua


Polwan yang nyambi jadi tukang tambal ban, Bripda Eka Yuli Andini (19) merasa bangga dan cinta dengan orang-tuanya. Meski ayahnya Sabirin (49) hanya bekerja sebagai tukang tambal ban di bengkel sekaligus rumah kontrakannya yang hanya berukuran 6 meter X 6 meter itu, Bripka Eka tak malu ikut membantu menambal ban.

Selain menjadi tukang tambal ban, Sabirin, ayah Bripda Eka juga menjadi seorang marbot yaitu tukang bersih-bersih Masjid Agung Darul Amal di Jalan Pancasila, Salatiga.

Jika di sela-sela waktu senggang saat bekerja sebagai tukang tambal ban, Sabirin membersihkan beberapa sudut bagian masjid di pusat kota Salatiga yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah kontrakan sekaligus bengkel tambal bannya itu.

"Ayah saya selain kerja tukang tambal ban juga tukang bersih-bersih masjid sejak tiga atau empat tahun yang lalu," ungkap Bripda Eka Yuli Andini dikutip dari merdeka.

"Bagi saya kedua orang tua saya adalah ibarat malaikat yang diturunkan Tuhan untuk menjaga saya. Dan untuk membahagiakan mereka saya harus bekerja keras dan bisa buktikan bisa lebih baik dan lebih maju dari mereka. Kalau orang tua saya profesinya jadi tukang tambal ban, jangan sampailah anaknya juga jadi tukang tambal ban. Akhirnya, dengan ketekunan dan kegigihan harus bisa saya buktikan?" ujarnya.

Bripda Eka pun berkeinginan keras untuk menaikkan haji kedua orangtuanya jika profesinya sebagai polwan di Mapolresta Salatiga berjalan beberapa tahun ke depan nanti.

"Saya pingin banget naikin haji orang tua saya. Hanya itulah yang bisa saya lakukan untuk membahagiakan kedua orang tua saya. Memang, sulit membalas budi jasa orang tua yang telah membesarkan dan menjadikan saya jadi orang (polwan) begini. Balas budi dalam bentuk menaikkan hajipun saya rasa belum cukup," ungkap gadis manis semasa sekolah di SMK Negeri 2 Salatiga ini hobi pramuka ini.

Selain itu, Bripda Eka ingin membelikan rumah kedua orangtuanya karena dengan rumah kontrakan yang setiap tahunya harus membayar dua juta rasa-rasanya sangat memberatkan beban orang tuanya. Apalagi, rumah kontrakan sekaligus bengkel tempat dia dan ayahnya Sabirin menambal ban hanya berukuran kecil.

Petak seluas 6 meter X 6 meter itu hanya bisa dijadikan ruang kerja bengkel ayahnya, kamar tidur dari bambu seadanya dan hanya kamar mandi berukuran sangat minimalis. Rasa-rasanya sangat sempit jika harus ditempati ayah, ibu, adiknya Arjuna Dwi Bagaskara (16) yang saat ini juga duduk di bangku sekolah SMK Negeri 2 Salatiga ini.

"Doakan ya mas, semoga cita-cita saya untuk kedua orang tua beserta adik saya yang masih butuh biaya sekolah juga dan harus saya bantu bisa tercapai dan terkabul. Doakan yah? Amien, amien Ya Robbal Alamin," pinta Bripda Eka. (http://www.halloriau.com)

Komentar

Selamat pagi...