Nina Oktoviana, Sang Polwan Berhijab Penjinak Bom

Nina hanya satu-satunya perempuan di pasukan Gegana Polda Aceh.


 Nina Oktaviana, begitu dia disapa, menjadi satu-satunya perempuan yang tergabung dalam kesatuan Lawan Teror atau Wanteror Detasemen Gegana Brimob Polda Aceh.
Meski mengemban tugas berat sebagai pasukan khusus lawan teror, dia tetap memilih tak melepaskan jilbabnya.
Ditemui suara.com Senin siang (2/2/2015), di Markas Gegana Brimob Polda Aceh, Nina sapaan akrabnya, tengah bertugas di tengah para personil lelaki.
Berpakaian lengkap serba hitam sambil menenteng senjata laras panjang, perempuan ini bersiaga menanti perintah.
"Siap Komandan, perintah dilaksanakan," suara Nina lantang terdengar menjawab panggilan Komandan yang memintanya memperagakan perlawanan melawan teror.
Tanpa sungkan, Nina lantas beraksi. Memakai helm baja, berkaca mata hitam dan rompi anti peluru. Ia seolah sedang memburu para teroris. Langkahnya cekatan, matanya tajam menyorot sekeliling. Senjata diangkat, membidik sasaran dari aksinya.
Dari jauh, Nina tak begitu tampak saat dikelilingi para personel lelaki lainnya, yang sedikit membedakan hanyalah jilbab hitam yang digunakan dan tak pernah lepas sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
"(Jilbab) Tidak mengganggu (aktivitas) sedikit pun. Ini sudah biasa bagi saya sekalipun menjalankan latihan-latihan berat," kata perempuan berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda).
Hijab baginya sudah menjadi bagian dari busana yang ia kenakan setiap hari. Setiap saat, jilbab selalu melekat menutup seluruh rambutnya. Dia mengaku tidak pernah menanggalkan hijab, meskipun sedang latihan dan bertugas.
“Tidak masalah dengan jilbab, tidak menghalangi tugas,” kata Bripda Nina Octoviana di markas Gegana Bromob Polda Aceh.
Nina sadar, ini merupakan indentitas Aceh yang beragama Islam wajib menggunakan hijab. Sehingga dia selalu mempertahankan jilbab walau dalam kondisi apapun.
Pengakuan Bripda Nina ini juga diakui oleh Kepala Detasemen (Kaden) Kompol Asnawi yang turut didampingi Kepala Sub Detasemen I (Kasubden I) AKP Akmal. Menurut Kompol Asnawi, dirinya tidak pernah melihat rambut gadis Aceh ini.
“Saya sendiri tidak pernah melihat bagaimana bentuk rambut dia, apa keriting atau lurus, karena memang tidak pernah melepaskan jilbab,” terang Kompol Asnawi.
Dari pengamatan Kompol Asnawi, hijab Nina tidak menghalangi tugasnya sebagai anggota Wanteror yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan.
Hal senada juga disampaikan oleh AKP Akmal, menurutnya ini menjadi nilai lebih di Aceh bahwa perempuan yang menjadi anggota Wanteror sekalipun bisa menggunakan hijab.
“Inilah nilai lebih kita, karena menjadi pasukan Wanteror ini bukan mudah, butuh latihan dan fisik yang kuat,” tutur Akmal.
Bripda Nina terlahir bukan dari keluarga besar polisi atau TNI. Ayahnya hanyalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) biasa, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Cita-citanya menjadi seorang prjaurit, lantaran dia mengaku sangat mencintai tantangan.
Nina mengungkapkan, mulanya dia ingin menjadi prajurit TNI. Tapi nasib justru berkata lain, dan malah langsung lulus tes menjadi seorang Polisi Wanita dari Sekolah Kepolisian Wanita Ciputat pada Desember 2013.
“Saya memang cita-cita ingin menjadi anggota Brimob, karena saya suka tantangan,” ujarnya.
Dara Aceh kelahiran Samahani, 24 Oktober 1993 ini mulai bergabung dengan Polisi Wanita (Polwan) di Polda Aceh medio Januari 2014.
Masa awal saat orientasi menjadi polisi, Nina bertugas di Polda Aceh. Kemudian pada bulan Juni 2014 juga Nina mengajukan diri sebagai anggoa Brigade Mobil (Brimob).
Lantas Nina pun meminta kepada Kepala Detasemen (Kaden) untuk ditempatkan dalam pasukan.
Mulanya Nina hendak ditempatkan di staf biasa, namun Nina mengaku ingin ditempatkan dalam pasukan Wanteror yang memiliki tantangan.
“Saya minta sendiri masuk dalam wanteror (satuan lawan teror). Karena satuan ini penuh tantangan, itu yang buat saya sangat suka dengan ini (wanteror)," ujar dara berkulit putih ini.
Dia hanya berharap dapat dilibatkan langsung jika memang ada operasi sesungguhnya di lapangan.
“Sekarang memang belum pernah terjun langsung, karena masih baru di sini (Detasemen Gegana). Suatu saat saya ingin sekali terlibat langsung,” ungkap Nina. (http://www.suara.com/)

Komentar

Selamat pagi...