Kepolisian Resor Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menahan lima
personel Brigade Mobil Samarinda yang diduga menganiaya beberapa siswa
Sekolah Khusus Olahraga Internasional Kaltim. Polisi terus mengusut
insiden yang terjadi Sabtu (21/3) dini hari lalu itu.
"Lima
anggota Brimob Samarinda sudah kami tahan dan ditempatkan di rutan
polres. Inisial mereka nanti, ya, saya informasikan. Mereka berlima
diduga menganiaya pelajar SKOI (Sekolah Khusus Olahraga
Internasional)," ujar Komisaris Besar Antonius Wisnu Sutirta, Kepala
Polresta Samarinda, Senin.
Wisnu menegaskan, penyelidikan kasus ini akan dilakukan dengan cepat agar segera selesai. Menyinggung berapa jumlah oknum Brimob Samarinda yang menyerang siswa SKOI di asrama atlet, kompleks Stadion Madya Sempaja, Samarinda, Wisnu belum bisa memastikan. Kabar yang beredar, sekitar 50 anggota Polda Samarinda masuk ke asrama.
"Berapa yang menyerang masih dalam penyelidikan. Kami juga mesti mengetahui persis karena tidak semua anggota Brimob yang menyerang asrama atlet itu melakukan penganiayaan. Tentu ada juga yang ke sana hanya karena diajak kawannya," tutur Wisnu.
Seperti diketahui, sejumlah oknum Brimob Samarinda menganiaya beberapa siswa SKOI, Sabtu dini hari. Tiga siswa SKOI terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit. Kepala Bidang Humas Polda Kaltim Komisaris Besar Fajar Setiawan atas nama Polda Kaltim telah meminta maaf terkait insiden tersebut.
Insiden itu berawal ketika dua siswa (atlet), David dan Zaenal, keluar dari asrama SKOI, Sabtu dini hari. Mereka berboncengan sepeda motor mencari warung makan. Saat hendak menyeberang dari Stadion Sempaja, mereka berpapasan dengan tiga anggota Brimob.
Sepeda motor mereka hampir bersenggolan. Karena itu, seorang anggota Brimob menghardik mereka. Kedua pihak lalu terlibat cekcok mulut dan berujung perkelahian yang dimenangi kedua atlet muda cabang gulat. Namun, ternyata lawan mereka tidak terima begitu saja.
"Karena tersulut semangat setia kawan, jiwa korsa yang tidak pada tempatnya, sejumlah oknum Brimob mendatangi asrama SKOI untuk mencari keduanya," ucap Fajar.
Namun, mereka malah salah sasaran. David dan Zaenal tidak ditemukan. Sejumlah oknum Brimob malah menganiaya beberapa siswa SKOI. Tiga siswa pun dilarikan ke Rumah Sakit AW Syahranie, Samarinda.
Ketiganya adalah Paulus Reynaldi, Ashar, dan Alfian. Reynaldi merupakan atlet karate, Ashar atlet gulat, sedangkan Alfian atlet panahan. Ashar dan Alfian mengalami luka ringan. Sementara Reynaldi mendapat jahitan di bagian kepala yang terhantam helm.
Pelatih gulat di Samarinda, Suryadi, berharap masalah ini segera diselesaikan. "Kedua pihak mesti segera introspeksi. Tekanan akibat tugas harian dan latihan demi latihan bisa membuat kejenuhan dan emosi yang meledak. Pendekatannya harus secara psikologis," kata Suryadi. (http://print.kompas.com/)
Wisnu menegaskan, penyelidikan kasus ini akan dilakukan dengan cepat agar segera selesai. Menyinggung berapa jumlah oknum Brimob Samarinda yang menyerang siswa SKOI di asrama atlet, kompleks Stadion Madya Sempaja, Samarinda, Wisnu belum bisa memastikan. Kabar yang beredar, sekitar 50 anggota Polda Samarinda masuk ke asrama.
"Berapa yang menyerang masih dalam penyelidikan. Kami juga mesti mengetahui persis karena tidak semua anggota Brimob yang menyerang asrama atlet itu melakukan penganiayaan. Tentu ada juga yang ke sana hanya karena diajak kawannya," tutur Wisnu.
Seperti diketahui, sejumlah oknum Brimob Samarinda menganiaya beberapa siswa SKOI, Sabtu dini hari. Tiga siswa SKOI terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit. Kepala Bidang Humas Polda Kaltim Komisaris Besar Fajar Setiawan atas nama Polda Kaltim telah meminta maaf terkait insiden tersebut.
Insiden itu berawal ketika dua siswa (atlet), David dan Zaenal, keluar dari asrama SKOI, Sabtu dini hari. Mereka berboncengan sepeda motor mencari warung makan. Saat hendak menyeberang dari Stadion Sempaja, mereka berpapasan dengan tiga anggota Brimob.
Sepeda motor mereka hampir bersenggolan. Karena itu, seorang anggota Brimob menghardik mereka. Kedua pihak lalu terlibat cekcok mulut dan berujung perkelahian yang dimenangi kedua atlet muda cabang gulat. Namun, ternyata lawan mereka tidak terima begitu saja.
"Karena tersulut semangat setia kawan, jiwa korsa yang tidak pada tempatnya, sejumlah oknum Brimob mendatangi asrama SKOI untuk mencari keduanya," ucap Fajar.
Namun, mereka malah salah sasaran. David dan Zaenal tidak ditemukan. Sejumlah oknum Brimob malah menganiaya beberapa siswa SKOI. Tiga siswa pun dilarikan ke Rumah Sakit AW Syahranie, Samarinda.
Ketiganya adalah Paulus Reynaldi, Ashar, dan Alfian. Reynaldi merupakan atlet karate, Ashar atlet gulat, sedangkan Alfian atlet panahan. Ashar dan Alfian mengalami luka ringan. Sementara Reynaldi mendapat jahitan di bagian kepala yang terhantam helm.
Pelatih gulat di Samarinda, Suryadi, berharap masalah ini segera diselesaikan. "Kedua pihak mesti segera introspeksi. Tekanan akibat tugas harian dan latihan demi latihan bisa membuat kejenuhan dan emosi yang meledak. Pendekatannya harus secara psikologis," kata Suryadi. (http://print.kompas.com/)
Komentar
Posting Komentar