Didik Eko Setiawa, 29 (tengah) bersama atasannya. Petugas keamanan kereta Daops 7 Madiun ini penuh kejujuran dan keikhlasan mengembalikan dompet penumpang yang hilang .
Kisah inspiratif pemuda ini patut diacungi dua jempol. Ia tak hanya jujur, namun juga ikhlas tanpa pamrih saat berhasil menemukan dompet penumpang yang hilang.
Didik Eko Setiawan, itulah namanya. Pemuda berusia 29 tahun ini membuktikan diri sebagai pribadi sekaligus petugas PT Kereta Api Daops 7 Madiun yang jujur dan berintegritas tinggi.
Ketika ia menemukan sebuah dompet berisi uang, ATM beserta kode PIN-nya, dan kartu-kartu berharga lainnya, ia langsung serahkan kepada pemiliknya. Tak hanya itu, pemuda yang bertugas sebagai polisi khusus kereta (Polsuska) ini juga menolak menerima imbalan uang dari pemilik dompet yang hilang.
“Saya benar-benar salut kepada pemuda itu. Padahal, saya kan sudah berjanji dalam hati, jika ada orang menemukan dompet saya dan mengembalikannya, seluruh uang di dalam dompet itu akan saya berikan kepadanya. Ternyata, petugas itu tak mau menerimanya” ujar Ir Santosa, pemilik dompet yang hilang saat dihubungi Madiun Pos, Selasa (14/4/2015).
Ir Santosa adalah seorang manajer sebuah perusahaan pengembang perumahan terkemuka di Jakarta. Sabtu (11/4/2015) lalu, kisahnya, ia berkunjung ke saudaranya di Madiun naik kereta eksekutif Gajayana. Begitu turun dari kereta di Stasiun Madiun keesokan paginya, ia terkejut bukan kepalang melihat dompetnya raib.
“Bukan soal uang saya di dalam dompet. Tapi, kartu-kartu berharga serta ATM dan sejumlah PIN yang saya tulis di dalam dompet itu yang saya khawatirkan,” ujarnya seraya menyebutkan uangnya di dalam dompet “hanya” Rp800.000.
Ia pun langsung lapor petugas keamanan di stasiun. Namun, harapan dompetnya bisa ditemukan kembali kian tipis. Sebab, Kereta Gajayana yang baru ia tumpangi itu telah meluncur ke Malang.
“Saya hanya pasrah saat itu,” imbuh warga kelahiran Kecamatan Tulung, Klaten itu.
Tanpa dinyana, ponselnya mendadak berdering dua jam berikutnya. Ia mendapat kabar bahwa dompetnya telah ditemukan seorang petugas keamanan di dalam kereta ketika dalam perjalanan ke Malang. Saat itu juga, Ir Santosa langsung kembali ke stasiun kereta sambil menanti penuh harap kedatangan Kereta Gajayana.
“Saya di pos langsung dipertemukan pemuda itu. Saya bermaksud ingin mengucapkan terimakasih dan memenuhi janji saya. Tapi, pemuda itu menolaknya,” kisahnya.
Ir Santosa tak menyangka nilai nilai kejujuran, keikhlasan, dan loyalitas masih dipegang kuat seorang pemuda yang juga petugas kereta api itu. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, hati Santosa mengaku diliputi kebahagiaan tiada tara. Bukan semata karena dompetnya telah ditemukan kembali, melainkan soal kejujuran dan keikhlasan pemuda itu.
“Sebelum ke Jakarta, saya mampir ke kampung halaman di Klaten. Uang di dalam dompet itu akhirnya saya berikan kepada warga untuk perbaikan makam,” tuturnya. (http://jogja.solopos.com/)
Komentar
Posting Komentar