Nama AKBP Indra Jafar belakangan sering disebut-sebut
masyarakat. Polisi berwajah ganteng ini jadi perhatian setelah menjadi muazin
pada aksi 212 yang digelar di Monal, Jumat (2/12/2016) yang lalu. Selain wajahnya
yang rupawan, publik juga terpukau oleh suaranya.
Meski banyak jadi perbincangan masyarakat, terutama
oleh warga pengguna media sosial, AKBP Indra mengaku tak menyiapkan apapun
sebelum menjalankan tugasnya tersebut. Hal tersebut mungkin dikarenakan perwira
menengah Polri ini ternyata memang sudah sering menjadi muazin di sejumlah
masjid di Kota Cirebon.
“Waktu saya di Polres Cirebon Kota, saya sering menjadi
muazin di masjid-masjid di Cirebon,” ujar Indra saat berbincang dengan
detikcom, Selasa (6/12/2016), dikutip dari detik.com.
Ia mengaku jika selama menjadi Kapolresta Cirebon Kota,
Indra kerap menyambangi masjid-masjid di wilayah Cirebon. Selain untuk
blusukan, ia juga melaksanakan sholat jumat di masjid-masjid yang
dikunjunginya.
“Saya setiap Jumat itu melakukan Jumat keliling ke
masjid-masjid, khususnya masjid yang rawan perkelahian antarwarga dan
kriminalitas,” imbuh Indra.
Indra sendiri ternyata baru-baru ini memiliki jabatan
baru. Ia mendapatkan jabatan baru sebagai Wakil Direktur Lalu Lintas Polda
Metro Jaya.
Dilansir dari tribunnews.com, Mantan Kapolres Cirebon
Kota itu menggantikan AKBP Latif Usman.
Pengangkatan Indra tersebut sebenarnya sudah diputuskan
pada 14 November yang lalu. Mutasinya menjadi Wadir Lantas Polda Metro Jaya
tertuang dalam Surat Telegram Kapolri bernomor ST/2755/XI/2016.
Indra menerangkan jika mutasinya tersebut tidak ada
kaitannya dengan perannya sebagai muazin pada Aksi 212.
“Ini tak ada hubungannya dengan kemarin, muazin. Ini
memang sebelumnya keluar dari sebulan lalu, pertengahan November tanggal 12
atau 15 gitu. Nah, tidak ada hubungannya dengan kemarin,” kata dia, dikutip
dari tribunnews.com.
Selepas dirinya mendapat telegram tersebut, ia sempat
menjalankan tugas di Polda Metro Jaya. Meski demikian dirinya mengaku belum
melaksanakan serah terima jabatan.
“Saya sudah bukan di Polda Jawa Barat. Secara de jure
Polda Metro, tetapi de facto belum, artinya belum serah terima, belum resmi,”
jelasnya.
Ia lantas menjelaskan jika dirinya bisa menjadi muazin
di aksi yang bertajuk ‘Bela Islam Jilid III’ karena usulan dari Ustad Arifin
Ilham. Keduanya sudah saling mengenal semejak tahun 2003 silam.
“Dari tahun 2003, saya dulu di Polres Depok. Beliau
masih tinggal di Depok, sekarang dia di Sentul,” ungkap Indra.
Indra mengaku dulu sering bertemu Ustad Arifin Ilham di
masjid sebelum bertugas.
“Saya tiap hari, setiap pagi bertemu di masjidnya
beliau. Saya mau berangkat patroli ke Sawangan, Limo mampir ke situ dulu.
Beliau juga (salat) duha di situ di masjid. Saya berangkat patroli, beliau
berangkat dakwah,” tuturnya.
Sementara itu, meski dirinya mengaku sering menjadi
muazin, ia masih merasakan grogi saat menjalankan tugas di Monas. Namun Indra
memantapkan diri untuk mengumandangkan azan dengan baik, sehingga hasilnya pun
mendapat pujian dari masyarakat.
“Ada memang sedikit nervous, tetapi alhamdulillah
berjalan lancar. Karena massanya banyak sekali, luar biasa sekali. Dan aksinya
juga aksi damai, jadi ini sejarah bagi saya, momen yang tidak akan saya
lupakan,” terang dia. (http://www.suratkabar.id/25274/news/ingat-kapolres-yang-jadi-muazin-di-aksi-212-ternyata-dia-telah-dimutasi-menjadi)
Komentar
Posting Komentar