Kisah Brigjen Basaria lawan pengusaha nakal berbisnis hitam

Kisah Brigjen Basaria lawan pengusaha nakal berbisnis hitam
Basaria Panjaitan. ©2015 Merdeka.com
  •   Saat pergantian kepala kepolisian di daerah, termasuk pergantian bagian Reserse Kriminal, sudah jamak diketahui jika para pengusaha menjadi orang pertama yang merapat ke petinggi kepolisian. Termasuk di antaranya pengusaha-pengusaha yang memiliki bisnis 'hitam'. Tujuannya tentu berharap bisa berteman, agar usaha mereka bisa langgeng dan tidak terusik.

Ketika Brigjen Basaria Panjaitan bertugas sebagai Direskrim Polda Kepri tahun 2007 mendapatkan pengalaman serupa beberapa pengusaha hitam mendekatinya. Namun, Basaria sudah memiliki data tentang pengusaha hitam di Batam sehingga tidak mudah dilobi untuk kepentingan bisnis mereka.

"Semua kita lindungi dan ayomi, sepanjang tidak mengganggu keamanan dan tidak melakukan tindakan kriminal. Kalau melanggar aturan atau melakukan kejahatan siapa pun saya sikat," tegas Basaria dalam beberapa kesempatan kala itu di Mapolda Kepri seperti dilansir Facebook Humas Mabes Polri oleh merdeka.com, Kamis (23/7).

Basaria membuktikan omongannya, saat bertugas beberapa pengusaha nakal yang melakukan pelanggaran hukum ditindak. Antara lain, pengusaha yang terlibat penyelundupan mobil mewah yang sebagian mobilnya hasil curian dari luar negeri ke Batam. Pelakunya sampai diseret ke meja hijau hingga vonis. Begitu pun para pelaku pembalakan hutan, penambang bauksit ilegal, pelaku pencurian ikan, pelaku human trafficking, perjudian, narkoba, dan tindakan kriminal lainnya.

Menariknya, Basaria tak memberikan kesempatan lobi-lobi pada pengusaha nakal yang melakukan tindakan kejahatan. Baginya, tidak ada negosiasi untuk penjahat, apalagi tujuannya agar bisa terbebas dari kasus hukum yang menjeratnya.


Awal karir perempuan kelahiran 1957 ini dimulai ketika dia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Jayabaya pada 1984. Saat itu tak ada di benaknya akan menjadi seorang polisi. Orangtuanya serta tujuh saudaranya juga tidak menjadi polisi.

"Saya ini orangnya tipe pekerja. Saat itu saya hanya berpikir, selesai kuliah harus bekerja," kata bungsu dari delapan bersaudara tersebut.

Ketika Polri mengumumkan penerimaan Polwan dari sarjana, pada saat itu Basaria mendaftar Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di Sukabumi dan diterima. Lulus sebagai Polwan berpangkat Ipda, Basaria langsung ditugaskan di Reserse Narkoba Polda Bali. "Kalau dihitung-hitung, memang saya banyak di reserse narkoba," katanya.

Karirnya terus menanjak, setelah sukses bertugas di Polda Kepri, Basaria ditarik ke Mabes Polri. Dia menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim. Lalu, Basaria dipercaya sebagai kepala Pusat Provos Polri yang dikenal sebagai satuan angker karena punya kewenangan menindak polisi nakal.

Saat menjabat sebagai Kapusprovos, Basaria mempunyai tugas yang tidak ringan. Di antaranya, memeriksa tindakan tidak disiplin kerja yang kala itu diduga dilakukan Komjen Susno Duadji. Setelah itu, dia menjadi kepala Biro Logistik Polri dan sekarang menjadi pengajar di Sespim, Lembang, Jawa Barat.

"Prinsip saya, di mana pun ditempatkan harus sungguh-sungguh. Menjadi wanita itu bukan halangan untuk meraih puncak prestasi," tuturnya.

Saat ini Basaria mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK. Dia mendapat rekomendasi dari Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Wakapolri Komjen Budi Gunawan.

Dalam sebuah kesempatan Budi Gunawan mengatakan, surat rekomendasi untuk Basariah keluar setelah pimpinan Polri melakukan penelusuran soal rekam jejaknya selama di Polri. Hasilnya, pimpinan menilai Basaria memang layak untuk bersaing sebagai pimpinan KPK. Saat ini dia bakal bersaing dengan 48 calon pimpinan KPK lainnya.
sumber: www.merdeka.com

Komentar

Selamat pagi...