Komjen Moehammad Jasin, Pejuang Rakyat dan Polisi Jujur di Jawa Timur

Presiden Joko Widodo memberi gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Komjen (Pol) Dr H Moehammad Jasin. Dia selama ini dikenal sebagai pejuang di Jawa Timur, sekaligus Bapak Brimob Indonesia. Bagaimana sepak terjangnya?

Dalam buku Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang, terekam bagaimana perjuangan Jasin saat era kemerdekaan. Dia dituliskan sudah mendapat berbagai penghargaan seperti Tanda jasa Bintang Mahaputera Utama, Bintang Dharma, Bintang Gerilya, Bintang Bhayangkara, Bintang 45, Bintang Legiun Veteran. 

Dari deretan tanda jasa di atas, tanda penghargaan terbesar yang pernah diterima Jasin adalah surat penghargaan dari panglima besar Angkatan Perang RI Jenderal Besar Soedirman. Penghargaan diberikan dalam kapasitas sebagai komandan pertempuran dalam peristiwa aksi militer I melawan Belanda pada tahun 1947.


Jasin selama ini dikenal sebagai Bapak Brimob Indonesia karena sebagai pucuk pimpinan pertama satuan tersebut. Dulu nama kesatuan tersebut adalah pasukan polisi istimewa yang pernah memberontak kepada kekuasaan Jepang. Kekuatan ini dibentuk Jepang pada tahun 1943 dengan nama Tokubetsu Keisatsu Tai. Dalam buku disebutkan, tanpa peran M Jasin dan pasukan polisi istimewa tidak akan ada pertempuran Surabaya 28 Oktober sampai 28 November 1945 yang berpuncak pada 10 november 1945 atau dikenal sebagai hari Pahlawan.


istimewa


Jasin wafat dalam usia 92 tahun pada Kamis 3 Mei 2012 di RS Polri Kramat Jati. Pangkat terakhir sebagai Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol). Jasin dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Jumat (4/5/2012). Kapolri saat itu, Jenderal Timur Pradopo yang memimpin upacara pemakaman tersebut.

Catatan prestasi lain Jasin adalah ketika menjabat sebagai Kepala Kepolisian di Karesidenan Malang. Kesatuan yang diresmikan pada 14 November 1946 di Purwokerto ini berjasa mengatasi ancaman keamanan dan ketertiban seperti pada peristiwa Agresi Militer Belanda dan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung, serta pengamanan jalan di wilayah Jawa Barat dari ancaman gerombolan DI/TII .

Cerita Kejujuran

Dalam buku memoar tersebut, Jasin juga digambarkan sebagai sosok yang jujur. Dalam sebuah pertempuran di Surabaya, Jasin menggerebek sebuah rumah dan di dalamnya ditemukan delapan wanita Eropa yang sedang hamil dan empat besek penuh perhiasan emas dan berlian. Wanita dan emas itu diduga dirampas dari kamp tahanan Eropa.

Jasin tak tergoda sedikit pun melihat emas dan berlian tersebut. Walau dalam suasana perang, dia tak mau mengambilnya. Jasin kemudian menyerahkan seluruhnya pada atasannya.

Barang-barang itu diserahkan sebagai bukti pada Dewan Pertahanan Surabaya di Mojokerto. Nasib harta itu selanjutnya? Jasin tidak tahu. 
(dtc)

Komentar

Selamat pagi...